MENEPATKAN BACAAN GHARIB DALAM ALQUR’AN MEMBENTUK SIKAP CERMAT

 

BACAAN GHARIB DALAM AL-QUR’AN  (IMALAH, ISYMAM, TAS-HIL, NAQL, MAD/QASHR)

A. PENGERTIAN GHARIB

Dalam mempelajari al-Qur’an, kadang kita menjumpai bacaan-bacaan yang tidak sesuai dengan kaidah bunyi dalam ilmu al-ashwat. Bacaan-bacaan tersebut dikenal dengan istilah gharib.  

Gharib merupakan isim sifat dari kata “gharaba – yaghribu” yang artinya tersembunyi atau samar. Menurut ulama Qurra’, gharib artinya sesuatu yang perlu penjelasan khusus karena samarnya pembahasan atau karena rumitnya permasalahan baik dari segi huruf, lafadz, arti maupun pemahaman yang terdapat dalam al-Qur’an. Adapun bacaan gharib yang akan kita kaji pada bab ini antara lain: imalah, isymam, tas-hil, naql, mad/Qashr.

1. IMALAH

Imalah (االاِمالة) artinya condong atau miring. Mencondongkan bacaan harakat fathah pada harakat kasrah. Ada 2 macam yaitu:
a. Imalah Sughra: bacaan imalah diwashal kalimat atau lafal yang lain, bacaan tidak berhenti pada lafadz dimaksud.
b. Imalah Kubra: setelah bacaan imalah diwaqafkan sehingga berhenti disitu saja. Kriteria imalah kubra adalah semua lafadz dalam al-Qur’an yang akhirannya terdapat Alif Maqsurah (alif bengkong). Ini merupakan pendapat dari imam Warasy.

Menurut Imam Hafs bacaan Imalah di al-Qur’an hanya ada 1 yaitu dalam QS. Hud: 41

وَقَالَ ارْكَبُوْا فِيْهَا بِسْمِ اللّٰهِ مَجْرٰ۪ىهَا وَمُرْسٰىهَا ۗاِنَّ رَبِّيْ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ 

Menurut  Imam Warasy: semua lafadh dalam al-Qur’an yang akhirannya terdapat Alif Maqsurah (alif bengkong),

Kecuali nama orang Contoh:
اَحْوَى dibaca Ahwe

وَاتَّقَى dibaca Wattaqe

2. ISYMAM

Isymam (اِشْمَامْ) artinya menggabungkan, memadukan, mencampurkan.
Pengertian: Mencampurkan dhummah pada sukun dengan memoncongkan bibir. 
Menurut Imam Hafs di al-Qur’an hanya ada satu yaitu  لَا تَأْمَنَّ۫ا QS. Yusuf: 11) 
Lafadz لَا تَأْمَنَّ۫ا juga boleh dibaca Ikhtilas yaitu membaca dengan samar dan cepat sehingga suaranya tinggal 2/3 harakat: لَا تَأ مَنُنَا

3. TAS-HIL

Tas-hil (تَسْهِيْل) artinya lunak, meringankan. 
Pengertian: membaca antara hamzah dan alif ; hamzah pertama dibaca tahqiq (jelas) dan pendek, sedangkan hamzah kedua dibaca tas-hil.

Dalam qira’ah Imam Ashim riwayat Hafs hanya ada satu bacaan tashil yaitu pada QS. Fushilat: 44, yaitu lafadz: ءَاَ۬عْجَمِيٌّ وَّعَرَبِيٌّ

Cara membacanya:
Di tengah – tengah antara huruf hamzah dan huruf ha, sehingga lafadz yang keluar tidak seperti hamzah tidak juga seperti ha, akan tetapi Lafadz yang keluar ditengah – tengah kedua huruf tersebut (samar – samar).

4.  NAQL

Naql (نَقْل)  Dari kata  نقل-ينقل-نقلا berarti memindah; menggeser

Pengertian: Memindahkan harakat hamzah ke huruf mati sebelumnya, dan setelah itu hamzahnya dibuang. 

Dalam qira’ah Imam Ashim riwayat Hafs hanya ada satu yaitu pada kata بِئْسَ الِاسْمُ (Q.S al-Hujurat:11)

Cara membacanya:
Lafadh بِئْسَ الِاسْمُ selanjutnya dibaca naql dengan بِئْسَلِسْمُ yakni dengan memindahkan harakat alif (kasrah) pada huruf lam yang mati. Bacaan yang awalnya bi’sal ismu بِئْسَ الِاسْم secara naql menjadi bi’salismu  بِئْسَلِسْمُ 

5.  MAD/QASHR

Mad dan Qashr (اَلْمَدُّ وَالْقَصْرُ)artinya memanjangkan dan memendekkan bacaan al-Qur’an. Permasalahan Mad dan Qashr timbul karena kekeliruan dalam bacaan al-Qur’ân yang di-mad-kan atau di-qashar pada kata-kata tertentu, seperti bacaan mad dibaca qashar atau sebaliknya.  Kesalahan seperti ini dapat mempengaruhi makna ayat. Masalah lainnya timbul karena kesalahan-kesalahan kecil yang menjadi kebiasaan dalam masyarakat. Contohnya, sebagian Khatib membaca وَلَذِكْرُاللّهِ أَكْبَرُ   karena kurang teliti biasanya dibaca  وَلَاذِكْرُاللّهِ أَكْبَرُ  (lâm di-mad-kan), hal ini berakibat fatal pada kesalahan arti. 

Berikut konsep tentang Mad:

a. Hukum Mad

Menurut Basa: Memanjangkan  dan Menambah
Menurut Istilah: Memanjanngkan suara huruf Mad yaitu -َ-ا –ِ- ي –ُ- و

1.) Mad Asli
a) Mad Thabi’I contohnya وَمَاهُمْ
b) Mad Thabi’I Harfi contohnya طه 
c) Mad ‘Iwadh contohnya بَصِيْرًا 
d)Mad Tamkin contohnya حُيِّيْتُمْ 
e) Mad Badal contohnya اِيتَاءُ 
f) Mad Silah Qashirah contohnya  اِنّهُ كَانَ 

2.) Mad Far’i
a) Mad Wajib Muthasil contohnya  اُولَئِكَ 
b) Mad Jaiz Munfasil contohnya بِمَااُنْزِلَ 
c) Mad Shilah Thawilah contohnya بِهِ اَزْوَاجَا 
d) Mad ‘Aridh Lissukun contohnya شَيْئٍ عَلِيْمٌ 
e) Mad Layyin contohnya مِنَ الغَيْظ 
f) Mad Lazim Mukhoffaf Khilmi contohnya الأَنَ  
g) Mad Lazim Mutsaqqal Khilmi contohnya وَلأالضَّالِّيْنَ 
h) Mad Lazim Mukhofaf Harfi contohnya حمَ 
i) Mad Lazim Mutsaqqal Harfi contohnya المّ 
j) Mad Farqi contohnya اَلله 

b. Panjang Bacaan Mad

Cara Membaca Mad
اَلقَصْرُ: huruf mad dibaca panjang 1 alif (dua ketukan/harakat)
 اَلتّوَسُطُ: huruf mad dibaca 1 ½ alif (3 ketukan/harakat) 
اَلُّطوْل: huruf mad dibaca panjang 2 ½ alif (5 ketukan/harakat) atau 3 alif (6 harakat)

c. Bacaan Qashr

Qashr: memendekkan bacaan al-Qur’an, yang semula dipanjangkan. صَفْرٌمُستَديْرٌ tanda lingkaran (O) yang tertulis pada lafal yang diqasharkan.  صَفْرٌمُسْتَطِيْلٌ tanda oval seperti bentuk telur (0) yang ditulis diatas lafal yang diqasharkan.
1. Contoh Bacaan صَفْرٌمُسْتَطِيْلٌ 
  • Pada Q.S al-Kahfi ayat 23 tertulis  لِشَائٍ dibaca لِشئٍ
  • Pada Q.S Yusuf ayat 87 tertulis وَمَلأئِهِ dibaca وَمَلْئِهِ
2. Contoh Bacaan صَفْرٌمُسْتَطِيْلٌ 
  • Pada Q.S al-Kafirun ayat 4 tertulis اَنَاْ waqof ااَنَا washal اَنَ
  • Pada Q.S al-Kahfi ayat  38 tertulis لَكِنّاَ waqof لَكِنَّا washol لَكِنّ