KUBACA AL-QUR’AN DENGAN TEPAT BERDASARKAN KAIDAH TAJWID (Mad ‘Iwaḍ, Mad Layyin, dan Mad 'Ariḍ Lissukun)



1. Mad 'Iwaḍ

Mad secara bahasa artinya panjang dan ‘iwaḍ artinya pengganti. Jadi mad 'iwaḍ adalah bacaan dibaca panjang sebagai pengganti. Adapun yang digantinya adalah harakat (tanda baca) tanwin fathah atau fathatain (  ً ) jika diikuti alif ( ا )

Sedangkan menurut istilah, mad ‘iwaḍ adalah bacaan panjang ketika ada tanwin fathah atau fathatain dibaca waqaf (berhenti) pada akhir kalimat, baik berhenti karena terdapat tanda waqaf atau karena kehabisan nafas. Cara membacanya dibaca panjang satu alif atau dua harakat. 

Dalam al-Qur’an terdapat banyak contoh hukum bacaan mad ‘iwaḍ. Misalnya dalam QS. al-‘Adiyat (100): 1 – 5. Perhatikan kalimat yang berwarna merah!

وَٱلۡعَٰدِيَٰتِ ضَبۡحٗا ١  فَٱلۡمُورِيَٰتِ قَدۡحٗا ٢  فَٱلۡمُغِيرَٰتِ صُبۡحٗا ٣  فَأَثَرۡنَ بِهِۦ نَقۡعٗا ٤  فَوَسَطۡنَ بِهِۦ جَمۡعًا ٥ 

Selain itu, dalam al-Qur’an akan ditemukan juga ta marbuṭah berharokat fathatain 

( ةً ). Huruf yang demikian tidak dibaca mad. Sebagai contoh terdapat dalam QS. al-Qashash (28) : 5

 وَنُرِيدُ أَن نَّمُنَّ عَلَى ٱلَّذِينَ ٱسۡتُضۡعِفُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَنَجۡعَلَهُمۡ أَئِمَّةٗ وَنَجۡعَلَهُمُ ٱلۡوَٰرِثِينَ ٥ 

2. Mad Layyin

Mad secara bahasa artinya panjang, dan layyin artinya lunak. Sedangkan menurut istilah mad layyin adalah apabila terdapat wau sukun atau ya sukun yang didahului huruf berharakat fathah dan setelahnya berupa huruf hidup yang dibaca waqaf (berhenti).

Cara membacanya dapat memilih; 1 alif atau dua harakat, 2 alif atau empat harakat, 3 alif atau enam harakat.

Dalam al-Qur’an terdapat banyak kalimat yang memuat mad layyin. Perhatikan beberapa ayat berikut dalam QS. al-Quraisy (106): 1-4 fokus pada kalimat yang berwarna merah.

لِإِيلَٰفِ قُرَيۡشٍ ١  إِۦلَٰفِهِمۡ رِحۡلَةَ ٱلشِّتَآءِ وَٱلصَّيۡفِ ٢  فَلۡيَعۡبُدُواْ رَبَّ هَٰذَا ٱلۡبَيۡتِ ٣ ٱلَّذِيٓ أَطۡعَمَهُم مِّن جُوعٖ وَءَامَنَهُم مِّنۡ خَوۡفِۢ ٤ 

Atau dalam QS. Ali Imran (3): 104

وَلۡتَكُن مِّنكُمۡ أُمَّةٞ يَدۡعُونَ إِلَى ٱلۡخَيۡرِ وَيَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِۚ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ ١٠٤ 

3. Mad 'ariḍ lissukun

Mad secara bahasa artinya panjang, ‘ariḍ artinya baru/tiba-tiba dan sukun artinya mati. Menurut istilah, mad ‘ariḍ lissukun adalah bacaan panjang yang terjadi apabila ada bacaan mad ṭabi’i bertemu dengan huruf hidup yang dibaca waqaf (berhenti), baik berhenti diakhir ayat maupun di tengah ayat. Cara membaca mad ‘ariḍ lissukun boleh dibaca dua harakat (qaṣr), empat harakat (tawassuṭ), atau enam harakat (ṭul). Terdapat banyak hukum bacaan mad ‘ariḍ lissukun dalam al-Qur’an. Perhatikan kalimat yang berwarna merah pada QS. ar-Rahman (55) : 78, QS. al-Baqarah (2) : 6, QS. Ali Imran (3) : 3.

فَبِأَيِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبانِ ٥٥ 

إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ سَوَآءٌ عَلَيۡهِمۡ ءَأَنذَرۡتَهُمۡ أَمۡ لَمۡ تُنذِرۡهُمۡ لَا يُؤۡمِنُونَ ٦ 

 نَزَّلَ عَلَيۡكَ ٱلۡكِتَٰبَ بِٱلۡحَقِّ مُصَدِّقٗا لِّمَا بَيۡنَ يَدَيۡهِ وَأَنزَلَ ٱلتَّوۡرَىٰةَ وَٱلۡإِنجِيلَ ٣